MEDICATION THERAPY MANAGEMENT

Model layanan
MTM dalam praktik farmasi mencakup lima elemen inti:
- Medication therapy review (MTR)
- Personal medication record (PMR)
- Medication-related action plan (MAP)
- Intervention and/or referral
- Documentation and follow-up
Medication
Therapy review (MTR) adalah proses yang sistematis untuk mengumpulkan informasi
spesifik pasien, menilai terapi obat untuk mengidentifikasi masalah yang
terkait pengobatan, mengembangkan daftar prioritas masalah dan membuat rencana
untuk mengatasinya. MTR dilakukan antara pasien dan apoteker. MTR dirancang untuk
meningkatkan pengetahuan pasien tentang obat yang mereka konsumsi, mengatasi
masalah, dan memberdayakan pasien untuk mengelola swamedikasi dan kondisi
kesehatan mereka. MTR dapat berupa komprehensif atau ditargetkan terhadap
masalah pengobatan aktual atau potensial. MTR komprehensif atau ditargetkan,
pasien membutuhkan layanan dengan berbagai cara. Biasanya, pasien dapat dirujuk
ke apoteker berdasarkan rencana kesehatan mereka.
Dalam MTR yang komprehensif, idealnya
pasien menyajikan semua obat ke apoteker, termasuk semua obat resep dan non
resep, produk herbal, dan suplemen diet lainnya. Apoteker kemudian menilai obat
pasien untuk mengetahui adanya masalah terkait pengobatan, termasuk kepatuhan
pasien, dan pekerjaan pasien, dokter, atau profesional perawatan kesehatan
lainnya untuk menentukan pilihan yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang
teridentifikasi. MTR ditargetkan untuk mengatasi masalah pengobatan aktual atau
potensial. Biasanya, MTR yang ditargetkan dilakukan untuk pasien yang telah
menerima MTR komprehensif. Entah untuk masalah baru atau masalah pemantauan
selanjutnya, apoteker menilai masalah terapi yang spesifik dalam riwayat medis
dan pengobatan pasien secara lengkap. Setelah penilaian intervensi oleh tenaga
medis lainnya dan memberikan pendidikan dan informasi kepada pasien.
MTR berdasarkan
ruang lingkupnya :
1. Mewawancarai
pasien untuk mengumpulkan data termasuk informasi demografis, status kesehatan
dan aktivitas umum, riwayat medis, riwayat pengobatan, riwayat imunisasi, dan pemikiran
atau perasaan pasien tentang kondisi dan pengobatan mereka
2. Menilai,
berdasarkan semua informasi klinis yang relevan yang tersedia bagi apoteker,
status kesehatan fisik keseluruhan pasien, termasuk penyakit atau kondisi saat
ini dan sebelumnya.
3. Menilai
preferensi, kualitas pasien hidup, dan tujuan terapi
4. Menilai
budaya, tingkat pendidikan, bahasa, dan karakteristik lainnya yaitu kemampuan komunikasi yang bisa mempengaruhi hasil
5. Mengevaluasi
pasien untuk mendeteksi gejala yang dapat berkaitan dengan efek samping yang
disebabkan oleh obat yang dikonsumsi saat ini.
6.
Menafsirkan, memantau, dan
menilai pasien pada hasil laboratorium
7. Menilai,
mengidentifikasi, dan memprioritaskan masalah pengobatan terkait dengan :
a. Kesesuaian
klinis setiap obat yang dikonsumsi oleh pasien, termasuk manfaat dan risiko
b. Kesesuaian
dosis dan rejimen dosis masing-masing obat, termasuk pertimbangan indikasi,
kontraindikasi, efek samping, dan interaksi obat
c. Pengobatan duplikasi atau obat tanpa indikasi
d. Kepatuhan
e. Indikasi tidak terobati
f. Pertimbangan biaya pengobatan
g. Pertimbangan akses perawatan
kesehatan / pengobatan
8. Mengembangkan
rencana untuk menyelesaikan setiap masalah pengobatan
9. Memberikan
edukasi tentang penggunaan obat dan perangkat pemantauan yang tepat dan
pentingnya kepatuhan pengobatan pasien dan memahami tujuan pengobatan
10. Melatih
pasien untuk diberi aturan untuk mengelola obat yang digunakan
11. Memantau
dan mengevaluasi respons pasien terhadap terapi, termasuk keamanan dan
efektivitas
12. Mengkomunikasikan
informasi yang sesuai ke dokter atau tenaga kesehatan lainnya, termasuk
konsultasi mengenai pemilihan obat-obatan, saran untuk mengatasi masalah
pengobatan yang teridentifikasi, peningkatan perkembangan pasien, dan
rekomendasi untuk kedepannya
Dalam model layanan ini, pasien akan
menerima MTR komprehensif tahunan dan MTR target tambahan untuk menangani
masalah pengobatan terkait baru atau yang sedang berlangsung. Peristiwa penting
seperti perubahan penting dalam terapi obat pasien, perubahan kebutuhan atau
sumber pasien, perubahan status atau kondisi kesehatan pasien, penerimaan atau
pelepasan di rumah sakit, kunjungan dinas darurat, atau penerimaan atau
pelepasan dari fasilitas perawatan jangka panjang atau fasilitas pembantu dapat
memerlukan tambahan MTR yang komprehensif.
Personal Medication
Record adalah catatan komprehensif
mengenai pengobatan pasien (baik itu pengobatan resep, pengobatan nonresep,
produk herbal dan suplemen makanan). Umumnya PMR dicatat secara elektronik tapi
dapat juga dicatat secara manual. Informasi dari PMR untuk membantu pasien
dalam melakukan manajemen terapi pengobatan sendiri.
PMR
berisikan informasi mengenai :
1. Nama pasien
2. Umur pasien
3. Nomor telepon pasien
4. Informasi kontak emergency
5. Apoteker
6. Allergi
7. Permasalahan pengobatan lainnya
8. Pertanyaan potensial dari pasien
untuk menanyakan tentang penyakit mereka
9. Data Terakhir terupdate
10. Data terakhir review dari apoteker
11. Tanda tangan pasien
12. Tanda tangan penyedia healthcare
Setiap
waktu pasien mendapatkan pengobatan baru, memiliki pengobatan tidak berlanjut,
instruksi yang berubah, mulai menggunakan resep baru atau pengobatan non resep,
produk herbal, atau suplemen lainnya, atau memiliki perubahan regimen
pengobatan, pasien harus melakukan update
PMR untuk memastikan keterkinian dan keakuratan catatan. Idealnya,
apoteker, dokter dan profesi kesehatan lainnya bisa aktif membantu pasien
dengan merevisi proses PMR. Apoteker dapat menggunakan PMR untuk berkomunikasi
dan berkolaborasi dengan profesi kesehatan lainnya untuk meningkatkan hasil
terapi dari pasien.
Rencana tindakan terkait pengobatan (MAP) adalah dokumen
pasien-sentris yang berisi daftar tindakan yang harus digunakan pasien dalam
melacak kemajuan untuk pengelolaan diri sendiri. Rencana
perawatan adalah tindakan profesional kesehatan untuk membantu pasien mencapai
tujuan kesehatan yang spesifik.
Rencana
perawatan merupakan komponen penting dalam dokumentasi elemen inti yang
digariskan dalam model layanan ini.
Sebagai tambahannya rencana pengobatan yang dikembangkan oleh apoteker dan digunakan dalam pengobatan kolaboratif pasien, pasien menerima MAP
secara individu untuk digunakan dalam pengobatan self
management.
Pasien dapat menggunakan MAP sebagai pedoman sederhana untuk pemantauan
kemajuan kesehatan pasien.
MAP
digunakan oleh pasien, berisikan informasi tentang:
1.
Nama pasien
2.
Nama dokter dan nomor telepon
3.
Nama apoteker dan nomor telepon
4.
Tanggal dibuatnya MAP
5.
Langkah yang dapat dilakukan pasien
6.
Catatan untuk pasien
7.
Informasi perjanjian untuk pemantauan dengan apoteker bila memungkinkan.
Petugas
farmasi memberikan layanan konsultatif dan melakukan intervensi untuk menangani
masalah terkait pengobatan, bila perlu apoteker merujuk pasien tersebut ke
dokter atau layanan professional kesehatan lainnya. Contoh keadaan yang
memerlukan rujukan dalam kasus kondisi medis pasien saat pemberian layanan MTM.
Intervensi dapat mencakup kolaborasi dengan dokter atau perawatan kesehaan
professional lainnya untuk mengatasi masalah terkait obat yang ada atau
potensial atau bekerja sama dengan pasien secara langsung.
Contoh keadaan yang mungkin
memerlukan rujukan antara lain adalah:
1.
Seorang pasien mungkin menunjukan
potensi masalah yang ditemukan selama MTR yang mungkin memerlukan rujukan untuk
evaluasi dan diagnosis.
2. Seorang pasien mungkin memerlukan pendidikan manajemen
penyakit untuk membantunya mengatasi penyakit kronis seperti diabetes.
3.
Seorang pasien mungkin memerlukan pemantauan beresio tinggi
obat-obatan ( misalnya warfarin, fenitoin, metotreksat).
Intevensi dan atau ruukan digunakan
untuk mengoptimasi pengobatan yang digunakan, meningkatkan keberlanjutan
pelayanan dan memberikan dukungan kepada pasien untuk menyedian pelayanan
kesehatan pencegahan di masa depan yang memiliki efek merugikan yang kecil.
Pelayanan MTM didokumentasikan secara rutin dan di follow
up bahwa visit pasien merupakan dasar bagi pengobatan yang dibutuhkan pasien.
Pelayanan dokumentasi bertujuan untuk mengevaluasi
progres dari pasien dan tujuan pengobatan tercapai.
Dokumentasi merupakan elemen penting dalam model pelayanan MTM. Pelayanan
dokumen apoteker dan intervensinya dilakukan dengan cara yang sesuai dalam
mengevaluasi kemajuan pasien dan cukup untuk mencapai tujuan.
Dokumentasi
layanan MTM bertujuan :
1.
Memfasilitasi komunikasi antara apoteker dan profesional kesehatan lainnya.
2.
Meningkatankan pengobatan pasien
3.
Meningkatkan kelanjutan pengobatan pasien
4.
Memastikan kepatuhan pasien terhadap aturan untuk pemeliharaan berkala terhadap
catatan pasien.
5.
Melindungi terhadap tanggung jawab professional
6.
Memastikan pelayanan terhadap justifikasi tagihan atau pergantiaan (audit
pembayaran)
7.
Mendemonstrasikan klinis, ekonomi dan hasil humanistik
Dokumentasi MTM termasuk membuat dan memelihara data
spesifik pasien yang berisi :
S : Data subjektif
O : Data Objektif
A : Assessment
P : Plan
Follow up, Ketika pengaturan perawatan pasien berubah maka apoteker
berkoordinasi dengan apoteker lain dalam perawatan baru untuk pasien. Apoteker
awal yang menyediakan layanan MTM harus berpartisipasi secara kooperatif dengan
apoteker lain untuk berkoordinasi dalam pengobatan pasien termasuk pengalihan
obat yang relevan dan informasi terkait kesehatan lainnya. Jika pasien akan
tinggal dalam perawatan yang sama, apoteker harus mengatur layanan MTM yang
konsisten sesuai dengan kebutuhan pengobatan pasien. Semua evaluasi tindak
lanjut dan interaksi dengan pasien dan profesional kesehatan lainnya harus
disertakan dalam dokumentasi MTM.
DAFTAR
PUSTAKA
American Pharmacist
Association and National Association of Chain Drug Stores Foundation.
Medication Therapy Management in Pharmacy Practice Core Elements of an MTM
Service Model Version 2.0. America. 2008