Bagaimana cara kita menangkap informasi? (PART 2)
INTUITION
VS SENSING #Sabtuberkarakter #Septemberkarakter
Pengenalan akan diri
tidaklah mudah, perlu kerendahan hati dan pikiran yang terbuka agar setiap kita
mengenal diri kita secara utuh. Terkadang orang yang merasa mengenali dirinya
ternyata belum sepenuhnya mengenali dirinya. Hal ini dikarenakan adanya idealisme
masing-masing individu sehingga terkadang kita merasa sudah idealis menurut
pandangan kita sendiri namun ternyata masih jauh. Tujuan pengenalan diri
merupakan salah satu cara efektif untuk kita dapat mengembangkan diri terutama softskill. Hal yang membuat menarik
adalah setelah membaca tulisan ini harapannya kita dapat semakin mengerti
siapakah diri kita?
Setelah seminggu
menanti, topik belajar bersama hari ini adalah INTUITION VS SENSING. Apa itu
INTUITION dan SENSING? Intuition berdasarkan intuisi dan Sensing
berdasarkan sensasi.
Sebelumnya kita sudah mempelajari Bagaimana cara kita mendapatkan energi ? . Intuition dan sensing berbicara mengenai
bagaimana cara orang menangkap dan mengolah informasi yang didapatkannya.

Contoh kasus seperti
ini, bila seseorang ditunjukan sebuah bangunan rumah lalu ditanya apakah ini?
Orang sensing cenderung akan menjawab, itu rumah dengan atap berwarna merah
dengan cerobong asap diatasnya. Namun, pada orang intuition mereka akan
cenderung menjawab, itu merupakan tempat untuk berkumpulnya keluarga. Perbedaan
antara cara menangkap sebuah informasi juga merupakan sebuah keunikan.
Orang-orang intuition melihat lebih imajinatif, berpikir lebih jauh ke depan
dan berpikir konseptual. Sedangkan pada orang sensing mereka lebih melihat
fungsi yang praktis pada saat ini.
Umumnya, seorang
seniman memiliki tingkat kecenderungan intuition, mereka dapat memaknai setiap
kata, setiap gambar, setiap karya menjadi sesuatu yang lebih bermakna dari
orang-orang sensing.
Lalu, apakah salah satu
diantara keduanya ada yang terbaik? Kembali lagi, kencederungan dimiliki oleh setiap kita, baik itu
intuition dan sensing. Namun keunikan setiap kita memiliki tingkatan dominan
yang berbeda-beda, hal inilah yang membuat setiap kita menjadi unik dan berbeda.
Orang sensing pada
umumnya melihat orang intuition: pemimpi, plin-plan, tidak praktis, terlalu
omong besar, tidak terencana, terlalu imajinatif.
Orang intuition pada
umumnya melihat orang sensing: tidak imajinatif, membosankan, terlalu ribet,
berpandangan pendek dan tidak mau berkembang.
Sifat-sifat diatas,
seringkali memicu berbagai konflik karena ketidakpahaman antarlawan bicara atau
rekan sekerja kita. Setiap masing-masing dominan terhadap satu kecenderungan
bukanlah hal yang buruk, namun bagaimana cara kita memahami orang lain dan
menolong sesama kita menghadapi setiap kekurangannya.
Orang Sensing bisa
memberikan manfaat bagi orang intuition sebagai berikut:
1. Menyajikan
fakta-fakta yang relevan
2. Menghadapi kenyataan
yang sedang terjadi saat ini
3. Melihat pengalaman
untuk memecahkan masalah
4. Membantu mewujudkan
visi dengan konsisten dan terencana
Orang Intuition bisa
memberikan manfaat bagi orang sensing sebagai berikut:
1. Menyajikan kemungkinan-kemungkinan
yang baru
2. Mengantisipasi
dimasa yang akan datang
3. Fokus pada tunjuan
jangka panjang
4. Mengambil keputusan
jika pertimbangan logis tidak bisa diandalkan
Dengan mengetahui
masing-masing manfaat mutualisme masing-masing kecenderungan, pastinya akan
mempermudah kita dalam bekerjasama. Kita semakin menyadari bahwa keunikan kita
masing-masing dan memiliki manfaat bagi orang lain. Bukan berarti salah satu
kecenderungan itu lebih baik. Semua menjadi baik bila setiap sifat dan
kecenderungan kita memiliki tingkat kedewasaan.
Part selanjutnya setiap
sabtu di bulan September #Sabtuberkarakter #Septemberkarakter. Saya sharing
sedikit tentang apa yang saya nikmati dari buku, So buat teman-teman yang mau
belajar lebih lengkap bisa langsung baca buku referensinya ya. Semoga
bermanfaat, budayakan comment dan share .
Sumber : Mastering People Skill with MBTI Edited
& Composed by Josua Iwan Wahyudi