Kenapa FARMASI ? kenapa bukan bidang lain? Hal ini mungkin dipertanyakan oleh teman2 yang mau kuliah atau orang-orang yang hanya tahu kulit luarnya seorang farmasi. Perubahan pekerjaan farmasi yang semula hanya terlibat dalam penyaluran obat-obatan sekarang menjadi fokus yang lebih mantap yaitu kepedulian terhadap pasien. Hal ini dilatarbelakangi tidak sedikitnya masyarakat yang kurang merasakan peran farmasi di masyarakat. Sehingga kamipun selalu meningkatkan kualitas peranan kami dalam membantu masyarakat. Peranan apoteker kini berubah dari peracik obat dan supplier sediaan farmasi, kearah pemberi pelayanan dan informasi lalu kini berubah lagi menjadi pemberi kepedulian kepada pasien. Hal ini biasa disebut dengan Pharmaceutical care, apoteker kini bukan hanya memberikan pelayanan dan informasi namun menjadi seorang yang peduli terhadap pasiennya.
Bagaimana
cara kita menerapkan pharmaceutical care ?
nyata-nyatanya masih ada teman-teman yang lupa atau bahkan tidak peduli dengan
tujuan seorang farmasi itu sendiri. Sehingga
masih adanya beberapa penyimpangan dan ketidakpedulian yang dilakukan. Namun pastinya
masih selalu ada pr tersendiri untuk setiap profesi manapun. Inilah pr kami,
bagaimana caranya meningkatkan kesadaran sesama profesi dan satu tujuan dalam
meningkatkan kualitas hidup masyarakat (Pharmaceutical
care). Tentu saja saya disini bukan
hanya memaparkan keunggulan tapi tentu kita harus membuka mata masih banyak hal
yang perlu kita benahi.
7
Stars Of Pharmacist adalah istilah yang
diungkapkan World Health Organization (WHO), seiringnya waktu sekarang
bertambah menjadi 9 Stars Of Pharmacist.
Saya akan memaparkan singkat dengan cara yang berbeda dari yang lainnya, antara
lain yaitu :
1. Care Giver
Bagaimana kamu mau menolong
seseorang bila kamu tidak peduli? Atau saya balik, bagaimana kamu bisa
dikatakan peduli bila kamu tidak menolong seseorang? Cara terbaik untuk kita
menolong Pharmaceutical Care adalah meningkatkan kepedulian kita kepada mereka,
pasien kita.
2. Decision Maker
Seorang farmasi juga dituntut
untuk dapat mengambil keputusan secara cepat dan tepat, misalkan keputusan
dispensing, penyesuaian dosis, pemilihan alternatif obat, komposisi suatu obat
dan sebagainya. Keragu-raguan dapat merugikan kita sendiri atau bahkan orang
lain, salah satu cara meningkatkan kemampuan ini adalah “confidence” yang disertai dengan ilmu yang terus bertambah.
3. Communicator
Menjadi pembuat keputusan yang
baik, menjadi orang yang peduli tidaklah cukup. Komunikasi merupakan kunci yang
dapat mempengaruhi apakah pasien tersebut mengerti ataukah tidak saat kita
menjelaskan. Penyesuaian kalimat juga penting seperti halnya kita tidak mungkin
menjelaskan ke pasien menggunakan istilah-istilah
ilmiah karena tidak semua dapat mengerti. Kuncinya adalah kesederhanaan dalam
komunikasi yang dapat meningkatkan wawasan dan kepatuhan pasien.
4. Manager
Kemampuan manajemen yang baik diterapkan
dalam mengelola baik karyawan, tim dan juga bahan obat.
5. Leader
Seorang Leader memilliki visi dan
misi yang jelas dan dapat mengambil kebijakan yang tepat untuk memajukan
lembaga yang dipimpinnya.
6. Life long learner
Belajar terus tiada henti.
penyakit saja terus berkembang, bertambah dan semakin rumit. Jangan mau
dikalahkan oleh mereka. Kita juga harus bisa bersaing dalam inovasi obat untuk
mengalahkan penyakit.
7. Teacher
Memiliki ilmu tidaklah cukup,
kita perlu memberikan ilmu itu kepada sesame. Seringkali menjadi pendidik/edukator
bagi pasien, masyarakat maupun tenaga kesehatan lainnya terkait ilmu
kefarmasian.
8. Researcher
Merupakan seorang peneliti
terutama yang dapat menemukan dan mengembangkan obat-obatan menjadi lebih baik.
9. Entrepreneur
Seorang farmasi diharapkan
menjadi wirausaha dalam mengembangkan kemandirian serta membantu
mensejahterakan masyarakat.
Dengan selalu meningkatkan
kesembilan karakter ini, diharapkan kita menjadi seorang farmasi yang lebih
baik. Sehingga pandangan idealis kita mengenai pharmaceutical care dapat seutuhnya diterapkan. Ini bukanlah kerja
sendiri melainkan kerjasama kita semua. Untuk teman-teman yang non-farmasi kini
menjadi lebih memahami apa itu farmasi, kita bukan hanyalah “Tukang Obat” yang
menjual obat lalu selesai dan bukan hanyalah yang ngeracik-racik obat yang
selalu bekerja dibelakang. Kita lebih dari itu bila kita menerapkan pharmaceutical care.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar